-
Hegong adalah ajakan/teriakan masyarakat untuk membunyikan gong. Dan
ketika gong berbunyi maka masyarakatpun segera menari bergembira. Biasanya
peristiwa ini merupakan tanda ucapan syukur bagi masyarakat Sikka atas sesuatu
keberhasilan baik itu panen, saat gotong royong membangun rumah baru maupun
penyambutan para tamu yang datang.
-
Tari Hegong berasal dari ibukota Maumere, NTT. Jenis
tarian ini mempunyai ciri khas yang luar biasa. Karena jenis tarian ini dapat
digunakan untuk acara-acara penyambutan, pernikahan, upacara-upacara adat, dan juga
biasa dibawakan pada acara penjemputan tamu-tamu penting pesta adat,
meminta hujan, dan menanam padi atau pun panen padi.
-
Penarinya kurang lebih 6 sampai dengan 10 orang.
Mereka biasanya dipimpin oleh satu orang di depan menari sendiri menggunakan
ikatan kepala dan memakai kicrikan di kakinya.
-
Musik yang selalu
mengiringi tarian hegong adalah gong waning. Gong waning adalah alat musik
tradisional yang terdiri dari 2 buah gendang yang dalam bahasa Sikka di kenal
dengan nama Waning, yang terdiri dari waning inang dan waning anak dan 6 buah
Gong. Gong waning dimainkan dengan cara dipukul dan orang yang memainkan
gong waning di sebut panabu. Penabuh Gong Waning
secara lengkap terdiri dari sembilan orang sesuai dengan jumlah perangkat yang
ada dalam musik Gong Waning
namun kadang bisa juga dirangkap jika kekurangan penabuh gong waning. Adapun
perangkat musik Gong Waning yaitu:
Waning yaitu gendang besar,
terbuat dari batang kelapa dengan kulit sapi / kambing yang kering
(menghasilkan bunyi bas); Dodor
yaitu gendang kecil, yang terbuat dari batang kelapa dengan kulit sapi / kambing
yang sudah kering (menghasilkan bunyi tenor); Gong dengan ukuran paling besar sampai paling kecil dengan nada
paling rendah sampai yang paling tinggi yaitu Gong Ina Wa’a, Gong Ina Depo, Gong Lepe, Gong Higo Hagong, Gong Udong. (Gong higo hagong
adalah 2 gong yang berdeda tapi dimainkan dalam 1 paket). Peli Anak yaitu sepotong bambu yang biasa
digunakan untuk menjadi stabilitas irama pukulan Gong Waning.
Alat musik Gong Waning ini menghasilkan berbagai jenis irama seperti Irama
Todu, Irama Badu Blabat, Irama Glebak, dan Irama Leke. Karena beragamnya irama yang dihasilkan, Gong Waning
bisa mengiringi jenis tarian lain yang disesuaikan dengan iramanya. Untuk
tarian Hegong sendiri biasanya menggunakan irama Badu Blabat.
Tarian hegong dengan irama Badu
Blabat secara turun temurun memiliki gerakan yang bebas dan natural, yang
biasanya dibawakan untuk upacara-upacara adat, dengan dilengkapi Ikun, Lesu dan Reng.
-
Ikun (terbuat dari kayu yang dibentuk keris dan
dilengkapi dengan ekor kuda).
Lesu (saputangan)
merupakan pelengkap gerakan tangan yang dibawa penari (pada kiri dan kanan
tangan penari).
Reng adalah sejenis gelang yang dipakai pada
pergelangan kaki penari. Reng dapat menghasilkan irama seiring hentakan kaki
penari pada saat membawakan tarian hegong. Irama yang dihasilkan akan sangat
sempurna ditambah dengan meriahnya irama Gong waning yang mengiringi tarian
Hegong.
-
Penari tarian Hegong biasanya terdiri dari pria (tibolamen) dan wanita
(waibuan), dengan memakai pakaian adatnya masing-masing. Penari wanita
mengenakan Labu Gete, Utan, Dong warna-warni. Rambutnya di Legen (dibentuk melingkar seperti lingkaran ular dan ditambahkan
Hegin untuk memperkuat
lingkaran rambut, serta diberi hiasan soking.
Tak hanya itu, gelang gading pun akan melingkari pergelangan tangan para penari
wanita
Penari pria (tibolamen) pun punya
busananya sendiri yang tak kalah indahnya dengan busana wanita. pria akan
mengenakan Lesu widin Tilun
(pembungkus kepala yang dibagian telinganya dibentuk menyerupai telinga
kambing). Selain itu dibalut Lipa
Prenggi atau Lipa mitan,
dan sembar bermotif Tenun Ikat
Sikka akan membaluti badannya
Hegong Masa Kini
Tarian
Hegong juga mengikuti perkembangan Zaman, Hegong masa kini telah dikreasikan
dengan gerakan-gerakan yang lebih bervariasi,dilengkapi dengan formasi yang
beragam, tarian ini biasa dikenal dengan Tarian Hegong Kreasi. Tarian Hegong
Kreasi tetap diiringi dengan alat musik Gong Waning tetapi dipadukan dengan
berbagai irama yang diikuti dengan jenis gerakannya. Jadi didalamnya ada
perpaduan antara Irama Badu Blabat
(Irama Sangat cepat), Irama Glebak
(Irama agak cepat) dan Irama Leke
(Irama lambat). Selain itu ada juga irama hentakan yang hanya berasal dari
pukulan Peli Anak (Bambu),
biasanya untuk hentakan gerakan loncat atau lainnya sesuai kreasi gerakannya.
Dengan adanya kreasi gerakan dalam tarian Hegong menjadikan tarian ini semakin
meriah.
BABAK PERTAMA
Waibuan
memasuki area dan di iringi dengan musik Gong Waning, kemudian di ikuti oleh
Tibolamen sambil memewang porong (parang), mereka melakukan gerakan tari yaitu Pledong Wa’in (sentakan kaki) yang
lebih cepat dan bersemangat, di lengkapi aksesoris berupa Reng (giring-giring).
BABAK KEDUA
Setelah
melakukan gerakan pledong wa’in (sentakan kaki), Tibolamen dan Waibuan
membentuk sebuah lingkaran, dimana Tibolamen mengelilingi Waibuan.
Arti dari gerakan ini sendiri yaitu menjukan keperkasaan seorng
lelaki, dalam mempertahnkan dan melindungi kaum wanita.
BABAK KETIGA
Kemudian
Tibolamen dan Waibuan melakuakan gerakan tarian bebas yang
disesuaikan dengan irama musik Gong Waning, yang dimainkan oleh 9 orang penabu.
Gerakan bebas ini mempunyai arti adanya kerja sama antara Tibolamen dan
Waibuan .
BABAK KEEMPAT
Setelah
melakukan tarian bebas mereka kembali membentuk lingkaran sebagai gerakan
penutup dari tarian ini, dimana salah seorang Tibolamen diangkat keatas dengan
posisi tidur menggunakan sebatang bambu. Gerakan ini menunjukan bahwa dengan
posisi paling tinggi dia dapat memantau musuh atau lawan, dan orang yang berada
di bagian bawah melambangkan bahwa meraka sedang mempersiapkan segala macam
griliat untuk perang.
Postingan ini digunakan untuk memenuhi tugas Seni Tari.
Dikelola dari berbagai sumber dari internet.
Semoga Bermanfaat :)
Postingan ini digunakan untuk memenuhi tugas Seni Tari.
Dikelola dari berbagai sumber dari internet.
Semoga Bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar