Selasa, 24 Februari 2015

TARI HEGONG


-         Hegong adalah ajakan/teriakan masyarakat untuk membunyikan gong. Dan ketika gong berbunyi maka masyarakatpun segera menari bergembira. Biasanya peristiwa ini merupakan tanda ucapan syukur bagi masyarakat Sikka atas sesuatu keberhasilan baik itu panen, saat gotong royong membangun rumah baru maupun penyambutan para tamu yang datang.
-         Tari Hegong berasal dari ibukota Maumere, NTT. Jenis tarian ini mempunyai ciri khas yang luar biasa. Karena jenis tarian ini dapat digunakan untuk acara-acara penyambutan, pernikahan, upacara-upacara adat, dan juga biasa dibawakan pada acara penjemputan tamu-tamu penting pesta adat, meminta hujan, dan menanam padi atau pun panen padi.
-         Penarinya kurang lebih 6 sampai dengan 10 orang. Mereka biasanya dipimpin oleh satu orang di depan menari sendiri menggunakan ikatan kepala dan memakai kicrikan di kakinya.
-         Musik yang selalu mengiringi tarian hegong adalah gong waning. Gong waning adalah alat musik tradisional yang terdiri dari 2 buah gendang yang dalam bahasa Sikka di kenal dengan nama Waning, yang terdiri dari waning inang dan waning anak dan 6 buah  Gong. Gong waning dimainkan dengan cara dipukul dan orang yang memainkan gong waning di sebut panabu. Penabuh Gong Waning secara lengkap terdiri dari sembilan orang sesuai dengan jumlah perangkat yang ada dalam musik Gong Waning namun kadang bisa juga dirangkap jika kekurangan penabuh gong waning. Adapun perangkat musik Gong Waning yaitu:
Waning yaitu gendang besar, terbuat dari batang kelapa dengan kulit sapi / kambing yang kering (menghasilkan bunyi bas); Dodor yaitu gendang kecil, yang terbuat dari batang kelapa dengan kulit sapi / kambing yang sudah kering (menghasilkan bunyi tenor); Gong dengan ukuran paling besar sampai paling kecil dengan nada paling rendah sampai yang paling tinggi yaitu Gong Ina Wa’a, Gong Ina Depo, Gong Lepe, Gong Higo Hagong, Gong Udong. (Gong higo hagong adalah 2 gong yang berdeda tapi dimainkan dalam 1 paket). Peli Anak yaitu sepotong bambu yang biasa digunakan untuk menjadi stabilitas irama pukulan Gong Waning.
Alat musik Gong Waning ini menghasilkan berbagai jenis irama seperti Irama Todu, Irama Badu Blabat, Irama Glebak, dan Irama Leke. Karena beragamnya irama yang dihasilkan, Gong Waning bisa mengiringi jenis tarian lain yang disesuaikan dengan iramanya. Untuk tarian Hegong sendiri biasanya menggunakan irama Badu Blabat.
Tarian hegong dengan irama Badu Blabat secara turun temurun memiliki gerakan yang bebas dan natural, yang biasanya dibawakan untuk upacara-upacara adat, dengan dilengkapi Ikun, Lesu dan Reng.
-         Ikun (terbuat dari kayu yang dibentuk keris dan dilengkapi dengan ekor kuda).
Lesu (saputangan) merupakan pelengkap gerakan tangan yang dibawa penari (pada kiri dan kanan tangan penari).
Reng adalah sejenis gelang yang dipakai pada pergelangan kaki penari. Reng dapat menghasilkan irama seiring hentakan kaki penari pada saat membawakan tarian hegong. Irama yang dihasilkan akan sangat sempurna ditambah dengan meriahnya irama Gong waning yang mengiringi tarian Hegong.

-         Penari tarian Hegong biasanya terdiri dari pria (tibolamen) dan wanita (waibuan), dengan memakai pakaian adatnya masing-masing. Penari wanita mengenakan Labu Gete, Utan, Dong warna-warni. Rambutnya di Legen (dibentuk melingkar seperti lingkaran ular dan ditambahkan Hegin untuk memperkuat lingkaran rambut, serta diberi hiasan soking. Tak hanya itu, gelang gading pun akan melingkari pergelangan tangan para penari wanita
Penari pria (tibolamen) pun punya busananya sendiri yang tak kalah indahnya dengan busana wanita. pria akan mengenakan Lesu widin Tilun (pembungkus kepala yang dibagian telinganya dibentuk menyerupai telinga kambing). Selain itu dibalut Lipa Prenggi atau Lipa mitan, dan sembar bermotif Tenun Ikat Sikka akan membaluti badannya
Hegong Masa Kini
Tarian Hegong juga mengikuti perkembangan Zaman, Hegong masa kini telah dikreasikan dengan gerakan-gerakan yang lebih bervariasi,dilengkapi dengan formasi yang beragam, tarian ini biasa dikenal dengan Tarian Hegong Kreasi. Tarian Hegong Kreasi tetap diiringi dengan alat musik Gong Waning tetapi dipadukan dengan berbagai irama yang diikuti dengan jenis gerakannya. Jadi didalamnya ada perpaduan antara Irama Badu Blabat (Irama Sangat cepat), Irama Glebak (Irama agak cepat) dan Irama Leke (Irama lambat). Selain itu ada juga irama hentakan yang hanya berasal dari pukulan Peli Anak (Bambu), biasanya untuk hentakan gerakan loncat atau lainnya sesuai kreasi gerakannya. Dengan adanya kreasi gerakan dalam tarian Hegong menjadikan tarian ini semakin meriah.
BABAK  PERTAMA
Waibuan memasuki area dan di iringi dengan musik Gong Waning, kemudian di ikuti oleh Tibolamen sambil memewang porong (parang), mereka melakukan gerakan tari yaitu Pledong Wa’in (sentakan kaki) yang lebih cepat dan bersemangat, di lengkapi aksesoris berupa Reng (giring-giring).
BABAK  KEDUA
Setelah melakukan gerakan pledong wa’in (sentakan kaki), Tibolamen dan Waibuan membentuk sebuah lingkaran, dimana Tibolamen mengelilingi  Waibuan.  Arti dari  gerakan ini sendiri yaitu menjukan keperkasaan seorng lelaki, dalam mempertahnkan dan melindungi kaum wanita.
BABAK  KETIGA
Kemudian Tibolamen dan Waibuan melakuakan  gerakan tarian  bebas yang disesuaikan dengan irama musik Gong Waning, yang dimainkan oleh 9 orang penabu. Gerakan bebas ini mempunyai arti adanya  kerja sama antara Tibolamen dan Waibuan .
BABAK  KEEMPAT
Setelah melakukan tarian bebas mereka kembali membentuk lingkaran sebagai gerakan penutup dari tarian ini, dimana salah seorang Tibolamen diangkat keatas dengan posisi tidur menggunakan sebatang bambu. Gerakan ini menunjukan bahwa dengan posisi paling tinggi dia dapat memantau musuh atau lawan, dan orang yang berada di bagian bawah melambangkan bahwa meraka sedang mempersiapkan segala macam griliat untuk perang.

Postingan ini digunakan untuk memenuhi tugas Seni Tari.
Dikelola dari berbagai sumber dari internet.
Semoga Bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar